Selama beberapa hari terakhir, nama Brandoville Studios ramai diperbicangkan di media sosial. Penyebabnya studio game diduga melakukan kekerasan terhadap para karyawannya.
Bahkan nama Cherry Lai selaku Co-owner dan istri CEO Brandoville Studios ikut jadi trending topik di X. Berdasarkan penuturan beberapa akun, dia melakukan kekerasa pada sejumlah karyawan.
Brandoville Studios, sebuah perusahaan game asal Indonesia yang sebelumnya dikenal sebagai bagian dari Lemon Sky Studios, kini tengah menjadi sorotan publik akibat tuduhan serius terkait kekerasan dan perundungan terhadap karyawan. Kasus ini mencuat setelah sejumlah mantan pegawai mengungkapkan pengalaman buruk mereka melalui media sosial.
Dugaan Kekerasan dan Perundungan
Salah satu korban, yang diidentifikasi dengan inisial CS, mengungkapkan bahwa ia dipaksa melakukan tindakan menyakitkan seperti menampar wajah sendiri, membenturkan kepala ke dinding, hingga dipukul oleh Cherry Lai, co-owner Brandoville Studios dan istri CEO Ken Lai. Akibatnya, CS mengalami cedera serius pada kepala dan lutut, serta trauma psikologis yang mendalam .
Selain itu, beberapa mantan karyawan lainnya juga melaporkan adanya pemaksaan kerja berlebihan tanpa kompensasi yang layak, termasuk lembur tanpa bayaran dan tekanan untuk bekerja meskipun dalam kondisi sakit atau hamil tua .
Reaksi Publik dan Langkah Hukum
Kasus ini memicu kecaman luas dari berbagai pihak, termasuk Asosiasi Game Indonesia (AGI) yang mengecam keras tindakan tersebut dan menyatakan akan memasukkan pelaku ke dalam daftar hitam dari keanggotaan dan program AGI. AGI juga berkomitmen untuk memberikan bantuan hukum dan psikologis kepada para korban.
Meskipun laporan telah diajukan ke kepolisian, proses hukum belum menunjukkan perkembangan signifikan. Cherry Lai, yang diduga terlibat langsung dalam tindakan kekerasan tersebut, dilaporkan telah meninggalkan Indonesia dan berada di luar negeri, menyulitkan proses hukum lebih lanjut.
Penutupan Brandoville Studios dan Pembentukan Lailai Studios
Brandoville Studios resmi ditutup pada Agustus 2024. Namun, sejumlah pihak menduga bahwa Cherry Lai dan Ken Lai telah mendirikan studio baru bernama Lailai Studios, yang berfokus pada pengembangan game AAA dan animasi premium. Lailai Studios mengklaim memiliki kantor pusat di Hong Kong, meskipun sebelumnya beroperasi di Jakarta .